Masuk perkampungan itu jalanannya tidak lebar. Cukup satu mobil. Meskipun hanya sekadar bunga Rafis atau tanaman lain di suatu pot kecil, tiap-tiap waga mengerjakannya dengan kesadaran sendiri. Meskipun tak ada tempat utk menanam tumbuhan, warga benar-benar tak kehilangan akal. Mereka memanfaatkan media pot utk menanam tanaman.
Pot-pot yg dipakai beragam, dimulai dengan pot sungguhan, pot yg terbuat dari sisa drum. Jika masuk ke perkampungan ini yg masuk dalam lokasi RT 004/RW 004, terasa tak seperti di Kota Pekanbaru. Perkampungan yg di huni oleh seputar 54 Kepala Keluarga itu jauh dari kesan kumuh.
Pada Selasa lantas dari penilaian Riau Pos di lapangan, tak ada parit menganga yg menyebarkan bau busuk. Di kampung itu juga tak terlihat sampah yg bertebaran. Bikin kesan rimbun, pot-pot disetiap rumah warga dihimpun jadi satu. Diatur sedemikian rupa. Tanaman yg kecil ada di depan, sedang tanaman besar di belakang.
Mereka menanam serta pelihara beberapa tanaman. Masuk kampung sadar lingkungan itu bakal dihadapkan dengan situasi bersih serta asri. Hawa di seputar merasa fresh lantaran hijaunya tanaman di perkampungan ini. Tak cuma keindahan dan keasrian saja yg kelihatan seandainya bertandang segera kesana.
Tetapi itu seluruhnya kebersihan yg tidak bisa di nilai. Nyaris tak ada sampah yg berceceran di jalan atau di selokan. Setumpuk plastik, kertas, betul-betul jauh dari lingkungan ini. Hal itu tak lepas banyak tempat sampah yg ada di tiap-tiap sudutnya.
Dapat disebutkan perkampungan ini jadi salah satu rimba mini di Kota Pekanbaru. Untuk jadikan kampung indah dilihat mata itu, benar-benar tak semudah membalikkan ke-2 telapak tangan. Kepedulian serta usaha keras nyaris semua warga setempat barulah terbentuk lingkungan yg damai serta indah.
Di daerah ini warga amat perduli bakal lingkungan mereka, sehari-hari serta kapan saja mereka sempatkan utk menjaga lingkungan. Tiap-tiap pagi hari serta sore warga bersihkan sampah dedaunan ataupun plastik yg berantakan.
Ketua RT 04, Aceng menyampaikan, kesadaran orang-orang buang sampah pada tempatnya jadi suatu rutinitas sekarang ini. Bahkan juga untuk mereka yg dengan cara berniat buang puntung rokok bakal didenda suatu pot bunga. Diperkampungan ini dapat satu terobosan baru berwujud lubang biopori ialah lubang resapan di buat dirumah semasing.
Untuk Aceng, kesuksesan pembentukan budaya perduli lingkungan serta bersih ini tergantung seluruhnya susunan orang-orang rumah. Lingkungan merupakan tempat praktek riil untuk implementasi tingkah laku hidup bersih serta sehat. Jadi itu, tuturnya, penyadaran yg ditunaikan pada orang-orang dengan jalan bangun pemahaman masalah utamanya kelestarian alam untuk kehidupan kita di masa yang akan datang.
“Hal kecil yg dapat kita kerjakan umpamanya buang sampah pada tempatnya. Ditempat kami apabila buang satu puntung rokok saja dendanya satu pot bunga, ” katanya pada Riau Pos.
Masih dari pembicaraan Aceng, budaya buang sampah pada tempatnya, benar-benar pekerjaan kecil yang perlu ditanamkan pada anak-anak sejak mulai awal. Walau termasuk simpel tetapi tingkah laku ini mempunyai efek lingkungan yg amat besar di masa yang akan datang. Semua kepala keluarga disuruh melindungi lingkungan tempat tinggalnya serta menanam pohon-pohon di pekarangan semasing.
Di Kampung sadar Lingkungan Merica ini, sambungnya, warga orang-orang juga jalankan usaha swadaya utk memisah sampah organik serta sampah anorganik. Sampah organik di buat kompos yg lalu dipakai utk tanaman yg tumbuh di pekarangan warga. Sedngkan sampah berwujud botol sisa minuman mineral, wadah kecap, saos, sirup, cream kopi, baik yg putih bening ataupun yg berwarna khususnya gelas atau kaca yag tidak tipis dibawa ke Bank Sampah.
“Kita menghimpun sampah an organik seperti botol sisa plastik. Lantas dibawa ke Bank Sampah Berlian Labuai yg ada di kantor Kelurahan Tangkerang Labuai. Ditempat itu sampah ditimbang. Warga lantas memperoleh catatan berwujud kertas. Uangnya kelak di ambil tiga bagian, ” katanya.
Disamping itu Lurah Tangkerang Labuai, Arifiansyah mengatakan, bicara masalah pengelolaan sampah yg ideal, tidak cuma tanggungjawab pemerintah semata. Namun berbarengan. Beberapa besar rumahtangga ramah lingkungan di lokasi kerjanya, terang Arif, sampah yg ada sekarang ini dapat dipakai kembali atau membuahkan duwit.
Karena Kelurahan Tangkerang Lanbuai, Kecamatan Bukitraya mempunyai bank sampah yg siap menyimpan sampah an organik punya orang-orang. Sama dengan suatu bank komersil, dapat buka rekening di suatu bank sampah. Dengan cara berkala, sambungnya warga dapat isi tabungan dengan sampah non-organik yg ditimbang serta di beri nilai moneter, sesuai sama harga yg telah tergantung oleh beberapa pengepul.
Nilai moneter ini ditabung, serta sama perihalnya suatu bank komersil, isi tabungan itu dapat ditarik setiap saat. Di manapun tempatnya, prinsip-prinsip basic bank sampah terus sama, utk menaruh sampah, menabung, membuahkan duwit, merubah tingkah laku serta melindungi kebersihan ditengah orang-orang.
“Kita mempunyai Bank Sampah Berlian Labuai. Juga sebagai tempat menabung orang-orang. Untuk yg mau mengambil duwit hasil tabungan sampahnya dapat ditunaikan. Cuma saja ada rentang waktunya ialah waktu anak masuk sekolah, hari raya besar keagamaan, ” tuturnya.
Arif juga menuturkan, di RT 04, RW 04 benar-benar jadi salah satu Perkampungan Sadar Lingkungan. Tempatnya terdapat di Jalan Merica. Ditempattersebut semua warga sadar lingkungan. Yang mana lingkungan asri selalu ditingkatkan kesadaran warganya.
“Memang perlu kesadaran dari warga dalam melindungi kebersihan, membenahi lingkungan dengan tanaman hias dan pohon-pohon yg hijau. Nah, keadaan itu telah berlangsung di RT 04, RW 04, ” tutur dia.
Menurutnya, jikalau tiap-tiap lingkungan telah jadi kampung hijau jadi Kota Pekanbaru bakal nampak indah serta asri.